Pendahuluan
Manusia
sebagai mahluk yang mempunyai akal dan pikiran mampu berhubungan sangat luas
antara manusia dengan manusia,manusia dengan alam maupun antara manusia dengan
sang pencipta. Selain itu manusia juga harus bersosialisasi, antara lingkungan
yang merupakan pendidikan awal dalam interaksi social.Hal ini menjadikan
manusia sebagai mahluk yang sempurna. Sehingga manusia dapat menbedakan hak dan
kewajiban, norma norma dalam lingkungan. Oleh sebab itu manusia dididik agar
mencapai tujuannya, hasil dari pendidikan ini adalah kebudayaan yang
diimplementasikan kedalam masyarakat. Pendidikan yang menghasilkan budaya
sebagai hal yang ditanamkan setiap individu harus dipandang sebagai motivator
terwujudnya kebudayaan yang tinggi, kontribusi terhadap budaya yang ada, dan
memberikan manfaat bagi sesame manusia itu sendiri.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa manusia pada suatu Negara akan menentukan
kualitas kebudayaan dari suatu Negara tersebut.Karena kebudayaan adalah hasil
dari pendidikan yang merupakan didikan suatu bangsa.
Teori
Menurut
Melville J. Herskovits “Kebudayaan adalah “ Man made part of the environment “
(bagian dari lingkungan manusia)” yang berarti manusia yang berbudaya tak lepas
dari lingkungan karena lingkungan yang mendidik suatu manusia dan menanamkan
kebudayaan pada manusia itu sendiri.
Menurut
Dawson (Age of The Gods) yang mengatakan bahwa “Kebudayaan adalah cara hidup
bersama (culture is common way of life)” menjelaskan budaya itu sendiri adalah
cara hidup yang dilakukan secara bersama(masyarakat) dalam suatu
kehidupan(lingkungan).
Rumusan Masalah
Dizaman yang penuh dengan moderenisasi ini kebudayaan sebagai akar dari sebuah lingkungan dan ekosistem dari manusia telah banyak berubah. Seiring dengan masuknya budaya budaya baru dan mulai meredupnya budaya sendiri. Budaya dan lingkungan ini adalah tempat pertama kali manusia mendapatkan pendidikan selain dari keluarga. lingkungan tanpa budaya adalah lingkungan yang tidak baik. karena budaya adalah moral suatu lingkungan itu sendiri.
Pembahasan
Manusia
dan Budaya (Kebudayaan)
A. Pengertian
Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta) dan “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi
lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan.
Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup.
Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu
bersumber dari lingkungan.
B. Budaya
(kebudayaan)
Budaya
memiliki 3 potiensi yaitu :
1.
Cipta
adalah kemampuan berpikir yang menimblkan pengetahuan
2.
Rasa
adalah suatu karya seni atau kesenian
3.
Karsa
adalah kehendak hidup yang sempurna,mulia dan bahagia yang menimbulkan
kehidupan beragama dan kesusilaan.
Kebudayaan Berasal Dari Kata
Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal” . Kemudian istilah ini menjadi “culture”
yang merupakan bahasa asing yang berasal dari kata “colere” yang berarti menolah
atau mengerjakan. Kemudian culture ini diartikan sebagai segala daya kegiatan
manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Kebudayaan memiliki unsur unsure (menurut
koentjaraningrat) yaitu:
1. Sistem
religi yang meliputi :
-
System
kepercayaan
-
Sitem
nilai dan pandangan hidup
-
Komunikasi
keagamaan
-
Upacara
keagamaan
2. Sistem
kemasyarakatan atau organisasi yang meliputi :
-
Kekerabatan
-
Asosiasi
dan perkumpulan
-
System
kenegaraan
-
System
kesatuan hidup
-
Perkumpulan
3. Sistem
pengetahuan :
-
Flora
dan fauna
-
Waktu,ruang
dan bilangan
-
Tubuh
manusia dan prilaku antar sesame manusia
4. Bahasa
sebagai alat komunikasi yang berbentuk :
-
Lisan
-
Tulisan
5. Kesenian
yang meliputi :
-
Seni
patung/pahat
-
Relief
-
Lukisan/gambar
-
Rias
-
Vocal
-
Music
-
Bangunan
-
Kesusastraan
-
Drama
6.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang
meliputi:
–
berburu dan mengumpulkan makanan
–
bercocok tanam
–
peternakan
–
perikanan
–
perdagangan
7.
Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
–
produksi, distribusi, transportasi
–
peralatan komunikasi
–
peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
–
pakaian dan perhiasan
–
tempat berlindung dan perumahan
–
senjata
C. Manusia
sebagai mahluk Budaya
Mabusia sebagai mahluk yang berbudaya tidak lain adalah mahluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk mendiptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya. Namun gelar berbudaya ini merlukan unsure tambahan interaksi antara manusia dengan
lingkungannya dan manusia dengan alam itu sendiri, dimana lingkungan dan alam adalah benda yang
sangat berbeda dengan manusia .
Manusia
sebagai mahluk budaya juga memiliki tanggung jawab terhadap sasaran interaksi
diatas,
keadilan dan memiliki pandangan hidup tersendiri mengenai banyak hal,
diantaranya yaitu keindahan.
Suatu pandangan/rasa yang didapat karena merasakan
sesuatu yang luarbiasa, bagus,
cantik,elok,permai dan sebagainya. Keindahan sendiri
merupakan hal yang bersifat universal, artinya
tidak terikat oleh perorangan,
waktu, dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.Manusia
memiliki suatu
tanggung jawab yang memiliki arti suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan :
1.
Discovery dan invention
•
Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi
mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses
inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.
•
Menurut Linton,
Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah
penerapan yang baru dari pengetahuan.
•
Basic invention
–
Basic invention dapat diterangkan sebagi suatu peristiwa
yang meliputi pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari prinsip baru. Basic
disini mempunyai arti, bahwa ia membuka kemungkinan akan adanya kemajuan dan
menjadi dasar dari berbagai invention.
•
Improving invention
–
Artinya adalah memperbaiki penemuan yang telah ada
2.
Difusi kebudayaan
•
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur
kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.
•
Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas
satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.
•
Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat
disebut difusi intermasyarakat.
•
Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan:
–
Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat
–
Penerimaan unsur baru
–
Proses integrasi
- Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits
mengatakan ”Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia
yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak
secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam
pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.”
Menurut
Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan
ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang
lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa
seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit
(timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hariDefenisi akhlak
secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima
ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu : Pertama, perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah
menjadi kepribadiannya.
Kedua,
perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.Ketiga,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan
akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan
yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang
perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
Keempat,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya,
bukan main-main atau karena bersandiwaraKelima, sejalan dengan ciri yang
keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang
dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang
atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Disini
kita harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri. Ilmu
akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan akhlak lebih
kepada yang bersifat praktis.
Menyambut
era globalisasi dan Teknologi Informasi dalam abad ini, banyak sekali
perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam perkembangan masyarakat.
Perubahan-perubahan tersebut dapat meliputi perubahan yang mengarah kepada
kehidupan yang lebih baik (perubahan positif) maupun perubahan yang
mengakibatkan kehidupan yang bersifat negatif.
Salah
satu dampak negatif yang dihasilkan dari abad globalisasi ini adalah
kemerosotan akhlak dan budi pekerti yang terus menggerogoti kehidupan
bermasyarakat di Indonesia, padahal tidak dapat dipungkiri bahwa peranan akhlak
dan budi pekerti menjadi peranan sangat penting dan amat menentukan dalam
pembentukan masyarakat yang beradab dan berkebudayaan tinggi, masyarakat dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, masyarakat yang adil dan bermartabat dan
lalainya ketidaksinambungan antara hak yang mereka dapatkan dan kewajiban yang
harus mereka jalani.
Untuk
mengantisipasi kerusakan moral yang akan terjadi di kehidupan masyarakat
mendatang, tentunya diperlukan adanya usaha untuk menyadari pentingnya
penanaman kesadaran tentang hak dan kewajiban yang berkesinambungan secara utuh
dengan penuh keinsyafan, walau terkadang dalam menunaikan kewajiban seringkali
adanya penderitaan yang harus dirasakan.
Dalam
ajaran akhlak dan budi pekerti, setiap diri manusia harus bisa mengatur
keseimbangan yang sangattajam antara hak dan kewajibannya, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap anggota masyarakat harus mampu
menjalin hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan serta memberi manfaat
terhadap sesama anggotanya.
Kesimpulan
Manusia yang memiliki budaya sebagai dasar dari suatu pribadinya memiliki kontrol yang baik dalam akhlak dan budi pekertinya, hal ini dapat menjadikan manusia itu sendiri menajadi manusia moderen yang siap menghadapi kehidupannya dizaman ini.budaya itu sendiri terdapat dalam sebuah lingkungan yang menjadi sekolah yang mengajarkan manusia menjadi manusia yang matang, berakhlak baik dan berbudi pekerti dan dapat bermanfaat bagi ekosistemnya.
Referensi
:
id.wikipedia.org
images.totogarawangi.multiply.multiplycontent.com
ridwan202.wordpress.com
blog.tp.ac.id/hakekat-manusia-sebagai-makhluk-budaya